Pengendalian Resiko (Risk Control)
Pengendalian resiko (risk Control) merupakan tahapan terakhir yang harus seseorang atau perusahaan lakukan setelah mereka mengetahui resiko yang akan dihadapi dan menganalisis resiko tersebut. Disinilah letak Asuransi bekerja untuk membantu seseorang atau perusahaan mengantisipasi resiko yang akan dihadapi. Pengendalian resiko (risk Control) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Sebelumnya sudah dibahas mengenai Pengendalian resiko secara fisik (Physical Control of Risk). kali ini sanabila.com akan membahas secara jelas dan terperinci mengenai Pengertian dan Contoh dari Risk Control (Pengendalian Resiko) Secara Financial.
Pengendalian financial (Financial Control of Risk)
Terdapat 2 (dua) cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian resiko secara finansial. Yaitu :
1. Retensi Resiko (Risk Retention)
Retensi resiko sebagian atau seluruhnya. Dengan cara melakukan retention (penyimpanan) dana untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian secara penuh ataupun sebagian. Retensi resiko dilakukan biasanya untuk mengantisipasi resiko-resiko yang memiliki tingkat kerugian yang tidak terlalu besar.
Macam-macam cara retensi:
Full | : | Resiko ditanggung sendiri, tidak melibatkan pihak lain |
Sebagian | : | Semacam perlakuan deductible (resiko sendiri), di mana lebih dari jumlah tertentu ditanggung pihak lain/asuransi. |
Sebagian yang bukan deductible | : | Di mana resiko tertentu tidak diasuransikan, tapi resiko yang lain diasuransikan |
Captive | : | Mendirikan perusahan asuransi sendiri dengan tujuan untuk mengelola resiko usahanya sendiri |
2. Transfer Resiko (Risk Transfer)
Metode kedua adalah di mana perusahaan mengalihkan dampak kerugian kepada organisasi/perusahaan lain. Contohnya adalah asuransi atau kontrak sewa rumah di mana pemilik mengalihkan tanggung jawab atas.
Dalam prakteknya keempat cara atau metode diatas dapat digunakan secara terpisah dan dapat juga digunakan secara kombinasi antara 2 metode atau lebih. Contohnya :
- Untuk resiko yang mempunyai dampak kerugian kecil bisa menggunakan keempat metode tersebut. Memilih satu diantara keempat metode tersebut untuk menanggulangi resiko.
- Untuk resiko yang dampak kerugiannya cukup besar dapat melakukan metode transfer resiko (risk transfer)
Dari cara pengendalian resiko secara finansial dengan metode transfer risk dimana resiko tersebut di transfer ke perusahaan asuransi, maka dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan salah satu mekanisme pengalihan resiko (Risk Transfer Mechanism).
baca juga :
baca juga :
- Pengertian Dan Contoh Risk Management (Manajemen Resiko) Dalam Asuransi
- Pengertian dan Contoh dari Risk Identification (Identifikasi Resiko).
- Pengertian dan Contoh dari Risk Evaluation/Analysis (Evaluasi/Analisa Resiko).
- Pengertian dan Contoh dari Risk Control (Pengendalian Resiko) Secara Fisik.
- Pengertian dan Contoh dari Risk Control (Pengendalian Resiko) Secara Financial.